Postingan

RINDU

  Dalam buai nestapa Waktu terus mengitar tanpa tahu berhenti di mana Embus angin akrab bercengkrama dengan debur ombak Sesekali ia berbisik Lepaskan, sudah cukup untuk menabur rindu Dan aku terperangkap Dalam lamunan senja penuh memori dan juga delusi   Aku rindu Pada bait-bait puisi yang sengaja kutuliskan untukmu Beretorika dengan mu sebagai objekku Menumpahkan jeritan syahdu untuk menemani malam tidurmu   Seperti layaknya “Hujan Bulan Juni” Aku pun ingin tabah dalam kemelut rindu yang tak berkesudahan ini (Terilhami oleh film Hujan Bulan Juni)

PANTUN

Pergi ke pasar beli mangga Mangganya mangga simanalagi Tidak perlu susah payah bikin orangtua bangga Cukuplah jadi anak yang berbakti Pohon rapuh tak berakar Tertinggi menusuk awan Bunga dan buah yang tak mekar Karena haus melampaui hujan Si Jono sukanya rebahan Sampai lupa bikin tugas puisi Kita pemuda sebagai agen perubahan Saling bergotong-royong jaga toleransi 

TIKUS-TIKUS BERDASI

Gambar
Tikus-tikus berdasi Yang gila akan materi Yang mengumbar janji manis Di depan televisi Tikus-tikus berdasi Hanya bisa mengotori Negeri Pintar bersandiwara Bak aktor sejati Agar dianggap manusiawi Tikus-tikus berdasi Sudah sepantasnya kau dibenci Layaknya tikus rumahan Yang dihajar sana-sini 

KONSPIRASI CINTA YANG TAK BERUJUNG TEMU

Di relung kalbu, kusandarkan pada awan biru Menjuntai cemara di atas daksina Mencawan rindu tak bertuju Bukan tentang aku, kamu ataupun kita Ini tentang konspirasi cinta yang tak berujung temu Dua frekuensi yang belum berirama Ya, berirama bukan seirama Sajak satu dekade Membungkus pilu menjelma haru Tali petuah diputus satu persatu Senyap bersama ranum wajahmu Aroma petrikor menyisakan bayangmu Dalam ingatan di sela-sela korteks Membawa luka mengitari perputaran masa lalu Gelap, hitam pekat Tanpa lampu juga dirimu Sang anala begitu bengisnya, mengahanguskan memoriku Kini yang tersisa hanyalah debu Sebagai tanda semua telah ramu Aku dan kamu hanyalah sendu Kita masih abu Sekali lagi, ini hanyalah konspirasi cinta yang tak berujung temu

TULISAN TENTANGMU TANPA TANDA TITIK

Teruntukmu,  Terkisahkan tiap-tiap tulisan tentangmu tanpa tanda titik . Tersadar telah tiga tahun tanpamu.  Tak terasa tetesan tinta terkasih terus tertulis,  terangkai, terbentang tanpa tepi.  Terbayang tajamnya tatapanmu, terlintas tak tahu tempat.  Tanganku tergenggam tanganmu, terasa terlindungi.  Tercipta tali temali terus terajut, teruntai tak terhenti. Terpukau, terkesima, tabularasa. Tiap-tiap tulisan tentangmu tergambarkan tanpa tanda titik. Tira tengah terhanyut, terbang tinggi tak terarah.  Tapi Tira tentu tahu tujuannya, Tora, tepatnya.  Tirani tertancap, tetap takdir tak terelakkan. Tira Tora tak terpisahkan.  Tidak, Tira Tora terpisahkan. Teruntuk Tora , tiap-tiap tulisan tentangmu tanpa tanda titik. Tira terbangun, tersenyum tipis.